Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional-FISIP Universitas Sriwijaya bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengadakan agenda “Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia”. Forum  ini menjadi ajang laporan kegiatan para Duta Besar selama menjabat di negara yang menjadi tempat penugasan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (14/10/2020) melalui platform Zoom Meeting.

Dalam forum debriefing kali ini, hadir Duta Besar M. Ibnu Said dan Duta Besar R. Bagas Hapsoro sebagai pemateri serta H. Azhar, SH., M.SC., LL.M., LL.D sekalu ketua  Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNSRI sebagai pembahas dan Listyowati selaku Fungsional Diplomat Madya Pusat P2K2 Amerop sebagai moderator forum.

Acara ini dimulai dengan kata sambutan yang disampaikan oleh DR. Ben Perkasa Drajat  selaku Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan kawasan Amerika dan Eropa. Kata sambutan berikutnya disampaikan oleh Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Dr. Ir. Anis Saggaff,MSCE. Acara selanjutnya adalah paparan oleh para duta besar dan di lanjutkan dengan pembahasan oleh akademisi.

M. Ibnu Said, Duta Besar Republik Indonesia untuk Denmark merangkap Lithuania dalam kesempatan ini memaparkan pengalaman karir diplomasinya, utamanya fokus kegiatannya pada bidang diplomasi ekonomi. Beliau menyatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan Business to Business Contact, hal itu merupakan usaha Indonesia untuk memagari upaya mendiskreditkan RI terkait isu separatisme, HAM, dan kelapa sawit. Selain itu, pendekatan tersebut ditujukan untuk meraih dukungan Denmark atas pencalonan Indonesia di FORA internasional.

Pemaparan dilanjutkan oleh R. Bagas Hapsoro selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Swedia merangkapLatvia. Indonesia dan Swedia beserta Latvia telah lama menjalin hubungan diplomatik. Pada dasarnya  pemerintah Swedia memiliki pandangan positif mengenai Indonesia, dimana mereka melihat Indonesia sebagai raksasa ekonomi baru di Asia dengan daya beli masyarakat yang semakin tinggi. Bagas mendorong Indonesia agar lebih aktif dan konsisten dalam melakukan kerjasama internasional yang adil, mengingat Indonesia adalah negara yang emerging country, yang artinya telah mendapat kepercayaan dari para investors. Lebih lanjut, beberapa kata kunci yang digarisbawahi Bagas adalah: smart technology, kemitraan, long-term common goals, konektivitas, wawasan lingkungan, partisipasi masyarakat, dan peningkatan SDM. Peningkatan investasi selama 2 – 3 tahun terakhir adalah bukti nyata. Indonesia mengharpkan agar Indonesia dan Swedia dapat maju bersama-sama, yang mana hal ini akan memberikan makna penting pada hubungan 70 tahun kedua negara pada 2020. 

H. Azhar, SH., M.SC., LL.M., LL.D dalam elaborasi pembahasan dari paparan dua duta besar tersebut mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan oleh para diplomat senior tersebut di Negara-negara tempat mereka ditugaskan. Lebih lanjut, pembahas menyampaikan bahwa perlunya peningkatan kerjsama antar Negara serta pertukanaran ilmu dan teknologi untuk semakin mengembangkan kapasitas Indonesia di akncah internasional. Acara ini dihadiri sebanyak 360 peserta  dari berbagai institusi dan latar belakang. Pada sesi Tanya jawab, antusiasme para peserta dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis juga tergambar jelas pada kolom chat yang disediakan oleh panitia. (Alif)